Sampai Jumpa di Pemberhentian Rindu Selanjutnya
Tak perlu balas budi. Aku sudah dengan senang hati mengikhlaskan jarak yang mulai merenggang serta perasaan yang hampir memudar. Syukurku pada Tuhan sebab Dia yang datangkan lalu Dia pula yang pulihkan. Sudah cukup perasaan sabar itu menemani siangku yang sibuk serta malamku yang sempit. Tak ada waktu lain yang lebih senggang dari yang disenggangkan. Waktu tidur malam ini kupotong sedikit untuk menikmati indahnya ibadah keheningan yang semakin hening. Kulompati jam dari sepuluh, sebelas, hingga dua belas dengan perasaan asing bernanar. Dengan perasaan kesal dan kasian. Aku merasa aneh. Merasa melupakan kenormalan seorang manusia sesaat. Ada perasaan sesak dan air mata yang tertahan di tenggorokan. Mataku sudah sayu tak tertahankan. Kulipat lagi ingatan lalu dan kukembalikan pada ruang kenang yang terkunci rapat. Sampai jumpa di pemberhentian rindu selanjutnya.