Aku diperdaya duka yang mampir tiba-tiba. Kedatangannya yang malang membawa kabar muram, tentang seorang gadis nestapa yang hendak meraih percaya pada makhluk lain berjenggot tipis berhati romantis, "Tuan Muda" namanya. Lelaki berdarah jawa yang lahir dari keluarga sederhana di pinggiran desa pelosok negeri. Tuan Muda yang berparas antik dikelilingi banyak pengusik, termasuk gadis nestapa yang mengaguminya entah sebab ada apanya. Tanpa sengaja dan tanpa rencana keduanya tiba-tiba saling sapa, saling cerita, dan saling mengadukan hari-harinya yang sulit. Hingga pada suatu ketika, guratan ragu dan ajukan tanda tanya pada diri Sang Gadis semakin menjadi-jadi. Ia berbelas pada dirinya sendiri, sebab terlalu bodoh dalam menilai orang. Sebab terlalu gampang memersilakan masuk lelaki yang membuatnya jatuh tanpa koreksi. Tuan Muda memang terlihat tak percaya diri, ia datang suguhkan kelapangan tanpa berpikir panjang ke depan. Akan diapakan hari ini dan hari esok yang
Postingan
Menampilkan postingan dari Juli, 2024
Hidup Mampir Iba
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ternyata memeluk diri sendiri tidak semudah itu. Ternyata membiarkan semua luka dan kesepian yang awalnya terasa biasa mendadak menyesakkan. Semakin lama rasanya menyesakkan. Memeluk diri sendiri penuh harap, sedangkan butuh dekapan yang lebih hangat. Aku membiarkan diriku sendiri runtuh dan berantakan. Berbelas kasih pada cerita orang, sedangkan pada diri sendiri saja tak acuh. Aku mengasihi diriku sendiri yang kesulitan membawa masuk orang lain masuk ke duniaku. Yang berusaha memahami serta membantuku. Sebab aku sudah terlalu muak bercerita dari awal, dari mana lagi? Aku menelan perkataan banyak orang itu dengan menerima, tanpa pamrih, tanpa penyesalan. Padahal aku butuh juga demikian. Didengarkan, bukan hanya sebatas penasaran atau menghabiskan waktu luang. Aku pernah ingin bercerita namun dibiarkan bermonolog tanpa balasan. Aku sudah cukup muak Tuhan. Apa harus, apa harus aku? Kenapa selalu? Kenapa selama ini? Kenapa sendiri? Kenapa harus aku yang sendiri terbaring tak be