Aku diperdaya duka yang mampir tiba-tiba. Kedatangannya yang malang membawa kabar muram, tentang seorang gadis nestapa yang hendak meraih percaya pada makhluk lain berjenggot tipis berhati romantis, "Tuan Muda" namanya. Lelaki berdarah jawa yang lahir dari keluarga sederhana di pinggiran desa pelosok negeri. Tuan Muda yang berparas antik dikelilingi banyak pengusik, termasuk gadis nestapa yang mengaguminya entah sebab ada apanya. Tanpa sengaja dan tanpa rencana keduanya tiba-tiba saling sapa, saling cerita, dan saling mengadukan hari-harinya yang sulit. 

    Hingga pada suatu ketika, guratan ragu dan ajukan tanda tanya pada diri Sang Gadis semakin menjadi-jadi. Ia berbelas pada dirinya sendiri, sebab terlalu bodoh dalam menilai orang. Sebab terlalu gampang memersilakan masuk lelaki yang membuatnya jatuh tanpa koreksi. Tuan Muda memang terlihat tak percaya diri, ia datang suguhkan kelapangan tanpa berpikir panjang ke depan. Akan diapakan hari ini dan hari esok yang tanpa direncanakan. Padahal beban masih nunggu diselesaikan. Keduanya tampak asing, tampak terlena oleh kenyamanan hidup tanpa arah. Gadis terlahir nestapa, dan Tuan Muda hidup dengan caranya yang bebas dan apa adanya. 

    Sang gadis kewalahan, keduanya memutuskan hidup masing-masing tanpa sapaan meneduhkan. Hanya tatapan perpisahan tanpa harapan. Semestinya mereka tak pernah bertemu, semestinya mereka tak usah sedekat itu, pikir Sang gadis. Tapi Tuhan punya rencana lain di balik hancurnya harapan. Sebab Tuhan tau, manusia akan terlena pada hal yang terlalu ia cintai, dan Tuhan akan mengujinya dengan apa yang mereka sayangi. Lagipula, hidup harus tetap berjalan. Ada atau tidaknya, kehidupan Sang gadis tetap berakhir nestapa dan sepi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Struktural Cerpen Harimau Belang Karya Guntur Alam

Bapak Lagi

Jalan Masing-Masing