Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Harus bagaimana?

Mengalah atas hal yang belum tentu nggenah apakah salah?  Kemarin, rasanya melegakan.  Kini rasanya menyesakkan.  Apa harus kupaksa tertawa seakan baik-baik saja jika kenyataannya berbeda.  Kupikir semuanya sudah, nyatanya malah semakin susah.  Berpaling pun hanya sementara.  Tak bisa membiusku selamanya.  Rentan sekali sepi ini menyiksa batinku.  Membuatku terperanjat kala bayangan itu datang.  Bukan penyesalan atau rasa kesal.  Hanya...  Masih tak bisa lepas begitu saja.  Dibutakan sementara namun berlanjut dalam waktu yang tak terduga.  Harus bagaimana? 

Terima Kasih

Kepada semesta yang tak pernah aku meminta lebih. Kepada takdir yang mana aku tak pernah memungkiri kehendak-Nya. Kepada aku yang terlalu banyak menyumpahi diri sendiri. Dan kepada lingkungan yang terlalu baik untuk menghadirkan aku diantaranya. Terima kasih atas kebaikan yang selama ini Cuma-Cuma kudapatkan. Yang tak pernah aku meminta yang sebaik dan sesempurna ini kudapatkan. Terima kasih atas segala perasaan yang pertama kali aku dapatkan. Perasaan yang membuatku merasa cukup untuk dilahirkan, dan tidak pernah ingin dilahirkan kembali.  Begitu banyak kepahitan yang sengaja kutelan sendiri. Begitu banyak hadiah yang kudapat setelahnya pula. Aku ingin semua itu berada dalam ingatanku sendiri, dalam kisah yang tak ingin kusengajakan hadir dan menetap untuk tiap kepala orang-orang. Semakin aku mencoba menutupinya, semakin tak kuasa diriku muak dibuatnya. Muak karena sebenarnya aku tidak pernah bisa menahan semua itu sendirian, muak untuk mengeluhkan semua itu tanpa adanya pendengaran y

Alasan merindu

 Aku menemukan dirimu dalam kekosongan diriku. Berupa gombalan-gombalan ringan yang menyenangkan. Berhamburan dalam rasa yang tak karuan. Aku tau itu tak nyata adanya. Kedatanganmu yang tiba-tiba dengan alur yang bisa kubaca. Yang kulihat ada pada tiap manusia yang penasaran akan sesuatu hal; tentangku. Yang seolah tertutup di suatu masa, dan kini aku tak ada di sana— di masa itu.  Kecewa mungkin. Tak percaya apalagi. Tak tertarik lagi dengan tingkahku yang ambigu. Bahkan aku yang selalu mengulur waktu. Mempermainkan kode yang sebenarnya aku tak mengerti apa maksudnya. Aku tak percaya pada diriku sendiri yang belum pernah menemui ini. Menemui kisah di mana ada aku dan kau yang saling tarik menarik, kata seseorang. Kami adalah aku dan kau yang tertunda ada, atau takkan pernah ada. Hanya saling bergurau sebab waktu yang semakin membosankan. Sedang dipusingkan dengan kehidupan yang sudah pahit dirasakan. Tanpa kata saling menguatkan, hanya gurauan. Sebentar.  Ada keinginan lebih yang seje