Sejenis Pertanyaan Akan Impian

Saat kecil, bermimpi merupakan sebuah keharusan. Berani mengatakan akan jadi apa kau di masa depan. Tak jarang mimpi itu berubah-ubah dan itu merupakan suatu hal yang lumrah. 
Ketika dewasa kau semakin yakin akan dihadapkan pada dunia yang seperti apa. Namun, saat kau melihat sekelilingmu keadaan berubah seketika. Berbagai opini tak berisi mampir dalam benakmu. Memecah-belah kerangka mimpi yang kau susun rapi. Merusak kepercayaan kepada diri sendiri. Bukan hanya itu, ada waktu di mana mimpi itu tak lagi berharga. Tak ada lagi gairah untuk mewujudkannya. Hingga suatu ketika kau takut untuk bermimpi. Merasa tak pantas memiliki mimpi. 
Antara ingin dan pasrah sama-sama saling menyerah. Kebebasan yang selama ini kau dapatkan pun ternyata beban. Banyak orang yang harus dibahagiakan. Dibanggakan. Serta ditanggung masa depannya. Pikiran hanya tertuju pada dunia; harta. Bahkan bahagia pun seperti hal yang tak wajib ada. 
Pemahaman itu kau tau salah. Tak benar. Tapi, entah kenapa kau selalu mengharapkan demikian "asal kaya pasti bahagia". 
Kau masih bingung menyeimbangkan harta dan bahagia itu seperti apa. Seperti sudah tertanam demikian jadi sulit untuk meminta penjelasan ataupun pembenaran. 
Boleh minta saran? 
Tolong tuliskan di kolom komentar. 
Karena 'kau' adalah 'aku' yang kebingungan. 
Senang bisa menuangkan kegelisahan di sini. Apalagi saling bantu cari jati diri dan beri simpati. 
Tukar pengalaman serta banyak kejadian yang bisa diambil pelajaran. 
Terima kasih sudah mampir.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Struktural Cerpen Harimau Belang Karya Guntur Alam

Bapak Lagi

Jalan Masing-Masing