Berbuat Baik Bukanlah Kesalahan

Lucu saja sih, sudah tau hidup ini hanya kepastian menunggu giliran pulang dan dunia bukan tujuan kemudian masih saja menggantungkan bahagia dengan dunia. Semakin ke sini jadi sulit membedakan ego dengan 'seharusnya'. Lambat laun bisa jadi tuh, kehilangan diri sendiri yang selalu menang sendiri. 
Bukan main. Bahkan ia sudah kehilangan itu semua; diri sendiri, kedamaian hati, Tuhan, semangat hidup, masa depan, dan tujuan hidup. Semua terjadi sejak ia temui perasaan senang yang berlebihan pada seseorang, lalu berakhir sebelum semuanya dimulai. 
Kehilangan apa saja yang ia alami? 
Kehilangan mimpi yang awalnya diyakini bahwa hanya itu yang harus dilakukan, karena selain itu ia tak tau harus jadi apa. Tenyata eh ternyata, ia justru tak yakin bisa sehebat itu menggapai mimpi. Banyak kejadian yang menjadikannya down, salah satunya sebab lingkungan yang jauh lebih hebat dan luar biasa dari yang dikira. Sebab lain karena takut mencoba, takut bertemu hal baru yang harusnya itu wajar ada di sana. 
Sejauh ini hanya masalah-masalah yang muncul dalam pikiran yang membuatnya jadi tak waras. Kebingungan akan banyak hal ternyata menyakitinya akhir-akhir ini. Sebab, semuanya terjadi begitu saja, seolah tak nyata, baru pertama kali diterima, sedangkan tak tau harus apa dan diapakan. 
Kata orang lari dari masalah bukanlah penyelesaian. Menghadapi serta merasakan pedihnya lumayan menguras tenaga katanya, sedangkan memendam yang selama ini jadi pilihannya ternyata tak membuahkan hasil sama sekali. Ia jadi muak akan dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri yang berujung penyesalan tak berujung solusi, kini masih berlanjut. Tanpa pelukan, tanpa ketahuan, tanpa perdamaian, hanya dibiarkan hidupnya gentayangan di kamar tidur, di dapur, di media sosial, di halaman, dan dalam lagu-lagu kesukaannya. Dibiarkannya masalah itu pergi dengan sendirinya, tak dihiraukannya rasa sakit yang semakin menjadi-jadi itu menggerogoti hatinya sampai meledak suatu saat. Ia hanya akan terus menunggu sampai Tuhan sendiri yang menunjukkannya jalan keluar, sampai Tuhan sendiri yang turun tangan. Jahat sekali. Iya, ia hanya terlalu jahat akan dirinya sendiri. 
Kepercayaannya pada orang lain tak lagi utuh. Tapi ia tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang manusia yang demokrasi, tak memilih siapa dan tetap memberikan kedua telinganya untuk mendengar, mulutnya untuk berbicara, dan otak untuk berpikir logika. Dan lagi, harta serta tenaga untuk diberikan. 
Katanya "Tetaplah jadi orang baik meskipun hidupmu sudah susah bahkan bubrah". Jadi orang baik bukanlah sebuah kesalahan, bukan alasan diterima banyak orang, bukan pula menumpuk kebaikan untuk digadaikan. Hanya berbuat baiklah untuk diri sendiri, untuk kedamaian hati serta cicilan hutang atas keburukan yang pernah dikehendaki serta keburukan yang tak dikehendaki. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Struktural Cerpen Harimau Belang Karya Guntur Alam

Bapak Lagi

Jalan Masing-Masing