Postingan

Berbuat Baik Bukanlah Kesalahan

Gambar
Lucu saja sih, sudah tau hidup ini hanya kepastian menunggu giliran pulang dan dunia bukan tujuan kemudian masih saja menggantungkan bahagia dengan dunia. Semakin ke sini jadi sulit membedakan ego dengan 'seharusnya'. Lambat laun bisa jadi tuh, kehilangan diri sendiri yang selalu menang sendiri.  Bukan main. Bahkan ia sudah kehilangan itu semua; diri sendiri, kedamaian hati, Tuhan, semangat hidup, masa depan, dan tujuan hidup. Semua terjadi sejak ia temui perasaan senang yang berlebihan pada seseorang, lalu berakhir sebelum semuanya dimulai.  Kehilangan apa saja yang ia alami?  Kehilangan mimpi yang awalnya diyakini bahwa hanya itu yang harus dilakukan, karena selain itu ia tak tau harus jadi apa. Tenyata eh ternyata, ia justru tak yakin bisa sehebat itu menggapai mimpi. Banyak kejadian yang menjadikannya down , salah satunya sebab lingkungan yang jauh lebih hebat dan luar biasa dari yang dikira. Sebab lain karena takut mencoba, takut bertemu hal baru yang har...

Midun

Gambar
Midun. Aku bertemu dia di perempatan jalan selatan kampusku. Siang itu aku pergi bersama temanku ke sebuah warung untuk membelik makanan ringan sambil mengerjakan tugas yang belum selesai. Aku duduk di sebuah kursi panjang berhadapan dengan temanku, dengan segelas popice coklat di atas meja. Aku terdiam sambil menatap ke jalanan. Kutemui seorang lelaki pendek berkulit sawo matang sedang berdiri di tengah jalan, dengan sebuah tongkat berwarna orange di tangan. Memakai topi berwarna biru yang hampir pudar keabu-abuan. Tiap ada yang akan menyeberang ia ayunkan tongkat itu sambil meniup peluit yang tergantung di lehernya. Ia sigap melihat jalan, mengawal seorang anak kecil dari sebelah timur perempatan. Merangkulnya dengan lembut sembari menuntunnya berjalan. Bahkan, siang itu matahari begitu terik terasa. Tapi ia tak pernah memerlihatkan rasa lelah yang ia terima. Senyumnya itu, selalu ia berikan pada siapapun yang lewat. Kadang ada saja yang tak acuh padanya, tak memberinya...

Luka yang Membekas

Gambar
Aku mengalami sedikit kejadian yang membekas di ingatan; kejadian paling menyakitkan dan kejadian paling menyenangkan. Bahkan tak jarang kekosongan mengisi tiap gerak dan gerik yang kulakukan maupun tidak.  Selama aku hidup, nyaliku hampir setiap saat ciut. Naik turun. Bahkan meyakini bahwa aku tak mampu melakukan banyak hal akan hidupku sendiri. Kegagalan yang seringkali kuabaikan ternyata jadi bumerang yang membahayakan.  Pikirku ia hanya akan menyakitiku selama ini. Dan kulupakan saja luka yang telah nampak membaik itu. Nyatanya dia menggerogotiku dari dalam, hampir membunuh jiwaku yang malang. Setengah darinya hampir hilang. Kulihat kekosongan itu datang menghadirkan kehampaan. Menyesakkan. Memilukan. Merampas harga diri dan kepercayaan diri. Meninggalkan aku sendiri dengan kebingungan, ketidakberdayaan, perasaan tak pantas, dan luka yang semakin mendalam.  Kubilang jangan hiraukan. Tapi ia nekat tak dengarkan omongan. Tak niat indahkan permohonan. Ia teta...

Simpang Siur

Gambar
Semakin bertambah usia bukannya tambah amalannya malah semakin sulit menerima. Semakin dibutakan dunia. Seolah yang telah digariskan tak dapat dipercaya.  Keyakinan akan hal itu masih ada. Hanya saja semakin berkurang jumlahnya. Ketakutan akan kebenarannya pun sempat menciutkan nyali. Tapi, tak bertahan lama. Ia sering diingatkan takdir, diingatkan kematian, dan hari akhir. Ingatannya membantunya pulih, tapi kehidupan masih gigih mengajaknya egois.  Kedewasaan itu membuatnya payah sekaligus tak terarah. Kadang sedih, kadang bahagia berlebihan. Ada kalanya waktu membuatnya termenung atas kekosongan yang selama ini jadi beban di otaknya. Pikiran tentang-Nya semakin samar. Bahkan kewajiban pun sekadar saja ia kerjakan. Perasaan kosong itu membuatnya bingung, takut, dan putus asa. Seolah penyesalan akan pilihan yang selama ini ia pikir bisa nembawanya kembali ternyata meninggalkannya sendiri.  Tersesat. Ia tersesat di antara ketidaktahuan akan hidup. Akan keegoisa...

Sejenis Pertanyaan Akan Impian

Gambar
Saat kecil, bermimpi merupakan sebuah keharusan. Berani mengatakan akan jadi apa kau di masa depan. Tak jarang mimpi itu berubah-ubah dan itu merupakan suatu hal yang lumrah.  Ketika dewasa kau semakin yakin akan dihadapkan pada dunia yang seperti apa. Namun, saat kau melihat sekelilingmu keadaan berubah seketika. Berbagai opini tak berisi mampir dalam benakmu. Memecah-belah kerangka mimpi yang kau susun rapi. Merusak kepercayaan kepada diri sendiri. Bukan hanya itu, ada waktu di mana mimpi itu tak lagi berharga. Tak ada lagi gairah untuk mewujudkannya. Hingga suatu ketika kau takut untuk bermimpi. Merasa tak pantas memiliki mimpi.  Antara ingin dan pasrah sama-sama saling menyerah. Kebebasan yang selama ini kau dapatkan pun ternyata beban. Banyak orang yang harus dibahagiakan. Dibanggakan. Serta ditanggung masa depannya. Pikiran hanya tertuju pada dunia; harta. Bahkan bahagia pun seperti hal yang tak wajib ada.  Pemahaman itu kau tau salah. Tak benar. Tapi, e...

Anggapan dianggap dan Tak dianggap

Gambar
Aku tak pernah berani mengecap diriku sebagai seorang 'sahabat', pun belum pernah mendengar dianggap 'sahabat'.  Masa pertama dan terakhirku dianggap atau tak dianggap ketika aku di bangku SMP.  Masih tergambar begitu jelas perlakuan mereka yang dulu pernah memicingkan mata seolah tak suka. Hingga aku melarikan diri ke tempat yang dianggap 'tabu' yang bahkan bisa lebih menerimaku dari yang kukira.  Hingga masa itupun berakhir dan aku dipertemukan dengan kebaikan yang luar biasa. Tak memandangku bagaimana dan seperti apa. Namun, rasanya perlakuan baik itu sebatas kata "sewajarnya". Mungkin orang jawa biasa menyebutnya " ampreh pantese ".  Pernah pula aku merasakan seperti dikhianati, tak dipercayai, bahkan tak dipedulikan. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang sejak kini pun masih pula terjadi dalam hidupku.  Sebab terbiasa aku jadi tak merasakan kecewa berlebihan. Lebih memprioritaskan kelakuan diri sendiri yang lebih baik kepada o...

Melawan Kegagalan

Gambar
Baiklah .  Kegagalan yang pernah kutemui memang tak seberapa dikira. Semenyesal apapun itu ternyata aku masih harus menerima lagi dan lagi. Kembali dari langkah awal mencoba suatu hal. Awalnya menyenangkan, kemudian dipatahkan oleh kegagalan.  Menyebalkan .  Ada baiknya aku bertemu dengannya. Aku bisa lebih berhati-hati sekaligus teliti. Bahwa harapan yang kau ungkapkan tak semudah itu didapatkan. Tak segampang itu digenggam. Lantas, Tuhan menciptakan kegagalan sebagai batu loncatan. Sebagai langkah awal kesuksesan itu kudapatkan.  Sulit .  Memang tidak mudah menyesuaikan diri dengan keadaan serta kenyataan yang tak biasa dilakukan. Dengan kejadian-kejadian yang secara tiba-tiba mengejutkan. Kadang membawa bahagia, tak jarang juga membawa kecewa.  Wajar .  Hidup memang tak semudah itu dibayangkan. Bukan drama televisi yang berakhir happy. Jadi, jangan pasrah dengan kegagalan. Hadapi. Lawan dia dengan semangat berkali-kali. Jatuhkan dia deng...