Postingan

Gambar
  Pict by: Hanya Aku   Untuk: Penggila Dunia Oleh: Hanya Aku  Cukup lama kita tak bersanding  Bersua pun hanya sebatas angan tanpa kepastian  "Lusa ya? Aku berharap perjumpaan kita jadi jalan menuju cahaya"  Katamu seolah esok datang dengan kabar gembira  Lucu ya?  Mengingatmu kini jadi hal rumit yang kuterka-terka sendiri letak salahnya  Sejatinya, pertanyaanmu kala itu memang murni alasan  Alasan langkahku tak sebanding  Alasan hatimu yang terlalu lapang atau hatiku yang terlalu lemah disandang.  Kesan lama itu, Jadi kesan baru yang kini tak kulihat pada siapapun  Yang tak lagi kuingin pun kuharap datang  Tiba-tiba kemudian hilang lagi ditelan bumi.  Resahku bukan lagi perkara sepi  Tapi, perkara dunia yang tak lagi aman tuk ditinggali  Perkara dosa yang semakin hari menggunung  Dunia bukan lagi semesta yang ku bayangkan banyak hal  menakjubkan akan terjadi  Justru, jadi mimpi buruk...
Gambar
                                                Pict by: Hanya Aku  (Masjid Darul Muttaqin Al Afiyah Bening) ** Sampai Kapan? ** Oleh: Hanya Aku  Disempurnakan: Chat GPT  Selepas pagi menepi,  Raga ini luruh tanpa daya, Remuk redam—seolah jiwa memohon jeda dari beban yang tak pernah reda. Tak kutemui damai dalam detik, Harapan pun retak sebelum sempat menatap cahaya pagi. Hari ini dan esok berjalan pincang, Tak satu pun sempurna, Begitu pun aku— yang tersesat dalam riuh ambisi yang hampir padam, tertinggal di ujung keramaian. Bukankah aku terlalu diam? Bukankah senyumku telah lama tenggelam? Maka kutelan saja sunyi, tak kupinta banyak pada hari esok, selain sejenak untuk bernapas tanpa luka. Apa lagi ini? Letih menyelimuti seperti kabut yang tak pernah surut, Sedih, senang—semuanya jadi beban, Apakah hatiku terlalu sempit menampung dunia? Syukurku m...
Gambar
           Aku diperdaya duka yang mampir tiba-tiba. Kedatangannya yang malang membawa kabar muram, tentang seorang gadis nestapa yang hendak meraih percaya pada makhluk lain berjenggot tipis berhati romantis, "Tuan Muda" namanya. Lelaki berdarah jawa yang lahir dari keluarga sederhana di pinggiran desa pelosok negeri. Tuan Muda yang berparas antik dikelilingi banyak pengusik, termasuk gadis nestapa yang mengaguminya entah sebab ada apanya. Tanpa sengaja dan tanpa rencana keduanya tiba-tiba saling sapa, saling cerita, dan saling mengadukan hari-harinya yang sulit.      Hingga pada suatu ketika, guratan ragu dan ajukan tanda tanya pada diri Sang Gadis semakin menjadi-jadi. Ia berbelas pada dirinya sendiri, sebab terlalu bodoh dalam menilai orang. Sebab terlalu gampang memersilakan masuk lelaki yang membuatnya jatuh tanpa koreksi. Tuan Muda memang terlihat tak percaya diri, ia datang suguhkan kelapangan tanpa berpikir panjang ke depan. Aka...

Hidup Mampir Iba

Gambar
Ternyata memeluk diri sendiri tidak semudah itu. Ternyata membiarkan semua luka dan kesepian yang awalnya terasa biasa mendadak menyesakkan.  Semakin lama rasanya menyesakkan. Memeluk diri sendiri penuh harap, sedangkan butuh dekapan yang lebih hangat.  Aku membiarkan diriku sendiri runtuh dan berantakan.  Berbelas kasih pada cerita orang, sedangkan pada diri sendiri saja tak acuh.  Aku mengasihi diriku sendiri yang kesulitan membawa masuk orang lain masuk ke duniaku.  Yang berusaha memahami serta membantuku. Sebab aku sudah terlalu muak bercerita dari awal, dari mana lagi? Aku menelan perkataan banyak orang itu dengan menerima, tanpa pamrih, tanpa penyesalan. Padahal aku butuh juga demikian. Didengarkan, bukan hanya sebatas penasaran atau menghabiskan waktu luang. Aku pernah ingin bercerita namun dibiarkan bermonolog tanpa balasan.  Aku sudah cukup muak Tuhan.  Apa harus, apa harus aku? Kenapa selalu?  Kenapa selama ini?  Kenapa sendiri?...

Sampai Jumpa di Pemberhentian Rindu Selanjutnya

Gambar
Tak perlu balas budi.  Aku sudah dengan senang hati mengikhlaskan jarak yang mulai merenggang serta perasaan yang hampir memudar.  Syukurku pada Tuhan sebab Dia yang datangkan lalu Dia pula yang pulihkan.  Sudah cukup perasaan sabar itu menemani siangku yang sibuk serta malamku yang sempit.  Tak ada waktu lain yang lebih senggang dari yang disenggangkan.  Waktu tidur malam ini kupotong sedikit untuk menikmati indahnya ibadah keheningan yang semakin hening.  Kulompati jam dari sepuluh, sebelas, hingga dua belas dengan perasaan asing bernanar.  Dengan perasaan kesal dan kasian.  Aku merasa aneh.  Merasa melupakan kenormalan seorang manusia sesaat.  Ada perasaan sesak dan air mata yang tertahan di tenggorokan.  Mataku sudah sayu tak tertahankan.  Kulipat lagi ingatan lalu dan kukembalikan  pada ruang kenang yang terkunci rapat.  Sampai jumpa di pemberhentian rindu selanjutnya. 

Bapak Lagi

Gambar
Bapak, kenapa hidup ini susah dimakna?  Aku harus apa untuk menjadi selayaknya manusia?  Bapak..  Anakmu sudah bertambah usia, begitupun denganmu.  Apakah takdir masih kekeuh untuk membuatku bingung dengan jalan hidup yang telah diatur?  Ataukah takdir sedang bercengkrama dengan  Tuhan, menertawakan sikapku yang diambang kepalsuan.  Bapak,  Andaikan waktuku terjerat kepingan fana dan aku tak mampu lepas darinya, apakah takdir tetap sama saja?  Ataukah ini yang ditakdirkan untukku?  Bapak,  Anakmu sudah pasrah, jika takdir tak dirasa cukup untuk dipertahankan, jika impian tak lagi diagungkan, aku akan tetap seperti ini saja.  Tetap bertahan seraya mengeluh tanpa pernah tau alasan akan perasaan keluh yang semakin hari semakin yasudahlah...  Bapak,  Semoga kelak aku masih bisa menemuimu dengan kedua mata anakku.  Masih bisa bercengkrama dan membicarakan esok akan ke mana.  Membicarakan tentang poho...

Bapak Si Silent Treatment

Gambar
Rindu masa di mana tiap malam ketiduran di depan TV, digendong Bapak dipindah ke kamar tidur. Kalau enggak dibawain bantal terus diselimutin.  Rindu dibonceng Bapak tiap berangkat dan pulang sekolah. Apalagi pas hujan selalu pakek mantel kelelawar yang ngumpet di balik punggung Bapak.  Rindu banget masa sekolah yang enggak mikir besok harus kerja, harus nabung, harus buat orang tua bahagia, nyari jodoh biar rumah bisa nambah personil.  Karena jadi anak tunggal yang love language -nya silent treatment itu sepi banget.  Kita enggak pernah tau gimana susah dan ribetnya Emak Bapak waktu enggak ada duit buat bayar listrik, enggak tau susahnya mereka harus bayar cicilan dan terpaksa nunggak karena enggak punya tabungan.  Bapak adalah orang baik yang selalu siap bantu orang lain sebisa dia bantu. Bahkan, hal besar yang dianggap berharga pun dianggap remeh sama Bapak. Semudah itu dikasih ke orang lain. Kata Bapak " Pokok e adewe niate nandur apik, mbuh kui ...

Kasih yang Pulang

Gambar
Ada yang salah dengan ratapan burung pelatuk sore itu.  Ia berusaha bangkit dari tangisnya yang sempit,  yang menderu sampai ke ujung dahan.  Kasihnya pulang,  ia pun tak lagi punya rumah untuk pulang,  untuk bercakap apalagi bersenda.  Rupanya, beberapa ucapan yang keluar tanpa permisi itu menancap betul pada hati sang kasih.  Ia baru sadar,  Mungkinkah iya, atau tidak?  Sang kasih sudah lebih dahulu menyerah,  Ia pun pasrah tanpa arah.  Ia kangen, kangen... Sekali  sampai ingatannya saja membuatnya bahagia sementara.  Tapi, hidup harus terus berjalan bukan?  "Kasihku hanya sedang pulang, tidak untuk pergi" begitu ucapnya pasrah.

Jalan Masing-Masing

Gambar
Inginku menuliskanmu dalam lembaran kenang berbatas luka.  Sembari asyik menyulam sabar  di depan teras penantian yang tak lekas pulang.  Sambil luka, sambil terbiasa,  dan kembali biasa.  Langkahmu tak pernah sampai di sini.  Hanya perasaan bersalah  yang menyalipmu masuk kemari.  Tentu bukan salah siapapun,  bukan pula ingin siapapun.  Lagipula, keputusan itu sudah benar.  Sudah terwujud dan diwujudkan.  Tak apa lagi,  harus saling terima lagi.  Jalan masing-masing lagi.  Dan kepada Si Jelita  Kasihku padamu atas prihatin, belas kasih, serta ucap manis yang meneduhkan.  Kucukupkan resah luka yang menderu itu bersama angan yang bukan lagi milikku.  Mari, kembali menjamu temu dengan perasaan bebas dan tuntas. 

Wahai Kekasih yang Selesai

Gambar
Aku sedang bercengkrama dengan siutnya angin ketika kau sibuk memindahkan lukamu padaku yang mulai lebam. Aku telah sudi menjadikanmu seluruhnya pada hidupku yang kukira tak layak dan tak berhak memilih. Tapi, ternyata nasibku memang buruk.  Semakin aku merasa tak pantas, semakin banyak pula lebam yang kudapat. Kakimu mulai menjauh dari balik punggungku yang kecil menopang.  Tak ucapkan syukur dan perasaan maaf padaku yang mulai basah kuyup oleh derai air mata.  "Salahku lagi?" "Apa lagi?" Tanyaku pada diri sendiri yang ditinggalkannya jatuh sejatuh jatuhnya di tengah jalan dengan ketidakpastian itu.  Kulihat lagi jejak kakimu yang masih basah.  Kurasakan lagi perasaan acuhmu yang sudah selesai.  Ini dia, si perempuan angkuh nan indah menjadi bagian dari luka kekasihnya yang gila.  Kekasihnya yang sudah selesai dengan masa lalunya.  Tapi dia akan tetap cacat.  Sikapnya itu akan jadi malapetaka bagi perempuan lain yang kelak meneri...

Do'a Baik

Gambar
Alhamdulillah ... Alhamdulillah ..  Alhamdulillah ..  Aku melihat rona di wajahnya yang menyenangkan itu. Dia, merakyat oleh banyak temannya yang dirasa baik baginya.  Aku, bukanlah salah satu dari itu.  Aku meninggalkannya sebagai perasaan sungkan dan tak pantas.  Perasaan cukup dan pasrah.  Aku, tidak akan mengatakan "jikalau waktu itu..." lagi dengan sadar diri.  Cukuplah aku yang dulu pernah menjadi bagian dari proses hidupnya.  Cukuplah aku yang mengira dan dikira salah dari perkiraannya.  Aku memang sosok yang egois.  Berlagak paling, padahal memang kethul otaknya.  Tuhan, jika esok hari aku hanya akan jadi racun bagi lingkungan yang mengira aku baik baginya, biarkan saja rasa ini cukup aku yang tau dan menghindar.  Cukup aku yang merasa buruk dan paling antagonis di sini.  Aku merasa lelah, perkenalan yang kukira baik bagiku dan baginya, kini memang cuma kembang randu.  Jadi perjanjian lama yang tak...

Harus kuapakan hari esok?

Gambar
Ada yang sedang memisahkan diri dari teman dan tetangganya. Memang kenapa? Aku hanya menjauh dari keramaian, bukan berarti putus hubungan kan?  Aku hanya mengajak diriku sendiri untuk istirahat sejenak, melonggarkan otak dan jiwaku dari ramainya omongan orang. Dari sumpah serapah yang selama ini kutelan sendiri.  Sangking muaknya, aku lelah untuk berbicara. Jadi, kuhabiskan waktuku untuk diam dan menikmati sunyinya kamar dan melihat kucingku yang berlarian kesana-kemari.  Lusa, aku ingin jalan sendiri ke tempat rindang dan sejuk. Tapi, tiap kali inginku merebak, hasratku tak sanggup ke sana sendiri. Tapi, tak ada orang lain yang bisa menemaniku. Kuajak bicara dan mendengarkan keluh kesahku kali ini.  Aku benar-benar muak dan meledak.  Padahal ada banyak pekerjaan yang harus kucicil. Harus kuapakan hari esok? 

Kangen

Gambar
Pict by: Me  Aku cuma mau pulang. Pulang ke rumah yang cuma ada kita, ada Emak dan Bapak yang bahagia.  Ada anak kecil manis dan rupawan menyambut kita pulang. Mendoakan kesehatan dan keselamatan kita tiap hari.  Asalkan bersama, saling mengerti dan terima, kita cuma butuh syukur dan ikhlas menjalani hidup.  Meskipun ada pertengkaran kecil nantinya, kita bisa kok menyelesaikan segalanya dengan meredam amarah masing-masing, dengan kepala dingin, dan mendengarkan keluh dan kesah tiap kepala. Tidak ada yang dominan, hanya pertukaran data antar si kecil yang menyeka air mata sebab aku yang tak hiraukan hadirnya di dapur. Kau marah sejenak dan menanyakan padaku apa yang terjadi, mendengarkan dengan serius sambil mengangguk beberapa kali.  Kau lembut, kau bijaksana, aku menyukai hal itu. Kau seseorang yang tidak kasar, peduli, dan selalu menghormatiku. Menyayangiku dan keluargaku.  Kelak, di manapun kau berada, aku harap kita lekas bertemu satu sama ...

Percayakanlah!

Gambar
Kita kerap kali lupa, bahwa nyawa hanyalah titipan.  Benda dan perasaan kasih pada secinta juga titipan.  Seharusnya layak untuk disyukuri, baik duka dan sukanya datang berdekapan.  Harus ada yang pasrah, ada juga yang tak terima. Baiknya bagaimana pun bergantung pada percayanya diri sendiri pada diri sendiri.  Buktinya, sejauh ini meskipun kerap merasa kesal dan lelah. Tuhan masih saja berikan mudah, berikan hari esok untuk kembali berjuang. Berikan orang baik untuk berbagi keluh.  Manusiawilah..  Kalau mau dimanusiakan ya manusiakan manusia lain yang berusaha baik, meskipun yang dimaksud baik juga belum tentu baik.  Risih juga dengar omongan yang mampir dari kepala sendiri. Yaa kalau itu njeplak dari omongan orang lain masihlah patut untuk marah, lha kalau berasal dari pikiran sendiri, masa iya marah dengan diri sendiri, tidak terima pada apa yang terjadi, merendahkan kemampuan yang ada, dan lainnya yang belum terlampir tentunya.  K...

Tentang Pemuda dan Pemudi Letih

Gambar
Begitupun engkau, setelah lelah mencari tau, menebak-nebak rasa apakah yang hendak dikecap, membual tentang jus mangga dan jus jambu enakan yang mana. Dia melupakan sesuatu, tentang Pemuda dan Pemudi letih penikmat sepi dan pengiba cinta. Keduanya saling bertukar butuh dan kambuh. Perempuan itu berkata "Tawaku selalu lepas tanpa alasan yang pasti. Entah karena bualanmu, atau karena hadirmu yang kusyukuri".  Setelah perbincangan singkat itu, Tuhan memberikannya jalan keluar. Lewat ungkapan-ungkapan misterius yang datang dari beberapa orang. Mengisahkan seorang pemuda yang enggan lagi jatuh suka, enggan untuk berbagi keluh bersama wanita baru yang sama sakitnya. Masa lalu yang ia terima mungkin begitu pedih, kepercayaan pada wanita penjaga kelontong sudah memudar. Entah hanya pada jenis yang sama atau hanya pengalihan saja untuk dipercaya Dia pun tak tau pasti.  Kemungkinan ditinggalkan dan meninggalkan yang kesekian kalinya sudah di pelupuk mata. Ia terasa, tapi ta...

Sebentar

Gambar
Masa sulit itu mungkin bisa jadi pelajaran hidup yang berharga. Masa di mana kehilangan diri sendiri adalah hal paling hopeless daripada kehilangan kekasih. Kadang diri sendiri memang harus lebih paham apa yang baik dan tidak baik, apa yang disuka dan tidak, yang dibutuhkan dan yang musti diikhlaskan.  Tapi, ada kalanya diri sendiri tidak mengenal sebaik itu. Seperti potongan lain dari diri sendiri versi yang lebih buruk. Entah itu perbedaan atau perubahan, yang terjadi memang tidak mudah diterima. Selamanya perasaan itu hanya bertahan di pikiran. Oleh karenanya, perasaan pandai untuk dikibuli "aahh mungkin besok akan berlalu, salahku sendiri memang, aku terlalu ceroboh, ah sudahlah".  Begitulah kiranya kata-kata yang berhasil menuduh diri sendiri sebagai pelaku kesalahan dan kegagalan yang telah terjadi. Padahal tidak sepenuhnya semua berasal dari diri sendiri. Sebut saja Puan, wanita malang yang berani memungut perasaannya sendiri yang sudah hancur berkali-kali...

Sementara

"Lena, mau ke mana pagi-pagi begini sudah rapi saja kau" tanya Renjana.  Lena membalikkan badan seraya berkata "Eh bang, ini nih mau ke kampung sebelah. Kebetulan anak pramuka ada acara di sana, trus aku disuruh bantu-bantu katanya".  "Yuk!" kata Renjana sambil menepuk-nepuk jok motornya. "Gaslahhh! Tengkyu bang!" kata Renjana dengan logat jawa yang masih menempel.  Pagi itu terasa begitu lengang, sebab kendaraan tak memenuhi jalanan seperti biasanya. Bukan hanya itu, udara pagi yang terasa bersih masuk ke hidung dengan sempurna. Belum bercampur polusi apalagi bau kandang sapi di belakang rumah Juragan Eko yang terkenal memiliki sapi perah terbanyak sedesa.  Sesampainya di lokasi, Lena berlari sambil melepas helm yang dikenakannya lalu dilemparkannya kepada Renjana yang reflek menangkapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda maklum. 

Apa kabar?

Gambar
Kabar baik kan?  Ngomong-ngomong, ada hal baru apa sih yang membuat kamu senang akhir-akhir ini? Ada kan?  Kayaknya pertanyaan yang susah dijawab sih untuk orang yang selalu merasa tak ada yang istimewa setiap harinya. Setiap pagi bangun tidur dengan wajah serta perasaan yang hampa. Ada ruang kosong yang menuntut untuk diisi, entah oleh apa dan bagaimana caranya tak tau pasti.  Meskipun ada beberapa hal yang membuat beda, entah rutinitas sebagai siswa atau mahasiswa yang emang gitu-gitu aja. Bagi manusia satu ini, sebelum bertemu keramaian sih sudah merasa bahagia sekaligus excited ya. Cuma, yang membuat kecewa justru itu, saat kebahagiaan yang sudah dibayangkannya tak sesuai dengan realita yang ada. Ketika yang diusahakan "Jika nanti akan begini dan seperti ini bila diberikan situasi yang seperti ini". Sudah sejauh itu disusun rapi di ingatan.  Kenapa kenyataan begitu pahit sih?  Adakah dendam yang dimiliknya sampai-sampai tak sekalipun mau bekerja...

Kenalin, namaku Lena.

Gambar
Lena Puspita Sari. Kata bapak nama itu dipilih sebab "ingin saja" katanya, ahaha aneh-aneh saja bapak. Memang, dia orang paling aneh dan nyeleneh yang pernah kukenal. Bapak sekaligus orang yang merangkap sebagai seorang sahabat untukku sejak ibu meninggal sejak aku masih TK. Waktu di mana seorang anak perempuan paling membutuhkan kasih sayang seorang ibu serta pelukan. Aku ingat pertama kali masuk TK waktu itu ibu masih sehat, beliau mengantarku ke sekolah sampai gerbang. Ketika aku sudah bertemu ibu guru sambil mengucapkan salam bersamaan dengan teman-temanku dengan gaya dan perilaku yang sudah biasa kami lakukan, yahhh tangan kami semua memegang tangan guru, bahkan sangking banyaknya murid kedua tangan guru penuh dengan genggaman murid-muridnya yang berdesakan bergantian mengucapkan salam. Kami mengucapkan salam dengan suara keras dan lantang serta berirama "Assalaamualaikum warahmatullaahi wa barakaatuh" andai saja waktu itu bisa kurekam, pasti saat i...

Berbuat Baik Bukanlah Kesalahan

Gambar
Lucu saja sih, sudah tau hidup ini hanya kepastian menunggu giliran pulang dan dunia bukan tujuan kemudian masih saja menggantungkan bahagia dengan dunia. Semakin ke sini jadi sulit membedakan ego dengan 'seharusnya'. Lambat laun bisa jadi tuh, kehilangan diri sendiri yang selalu menang sendiri.  Bukan main. Bahkan ia sudah kehilangan itu semua; diri sendiri, kedamaian hati, Tuhan, semangat hidup, masa depan, dan tujuan hidup. Semua terjadi sejak ia temui perasaan senang yang berlebihan pada seseorang, lalu berakhir sebelum semuanya dimulai.  Kehilangan apa saja yang ia alami?  Kehilangan mimpi yang awalnya diyakini bahwa hanya itu yang harus dilakukan, karena selain itu ia tak tau harus jadi apa. Tenyata eh ternyata, ia justru tak yakin bisa sehebat itu menggapai mimpi. Banyak kejadian yang menjadikannya down , salah satunya sebab lingkungan yang jauh lebih hebat dan luar biasa dari yang dikira. Sebab lain karena takut mencoba, takut bertemu hal baru yang har...